
Marilah rehat sejenak pada kisah Nuh alaihis salam. Nuh alaihis salam dan putranya yang bukan anggota keluarganya! Peristiwa ini merupakan rambu yang jelas dan terang benderang tentang tabiat aqidah Islam, dan aturan garis pergerakannya. Gambaran dari Allah Ta'ala tentang keluarga ayah dan anak, yang berpisah karena perbedaan aqidah.
وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلاَّ مَن قَدْ آمَنَ فَلاَ تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ ﴿٣٦﴾
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَ تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُواْ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ ﴿٣٧﴾
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَ تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُواْ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ ﴿٣٧﴾
حَتَّى إِذَا جَاء أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلاَّ مَن سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلاَّ قَلِيلٌ
"Hingga apabila peirntah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman : "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang-orang terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman, "Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit". (QS : Hud : 40)
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَب مَّعَنَا وَلاَ تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ ﴿٤٢﴾
قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاء قَالَ لاَ عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِلاَّ مَن رَّحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ ﴿٤٣﴾
قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاء قَالَ لاَ عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِلاَّ مَن رَّحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ ﴿٤٣﴾
وَنَادَى نُوحٌ رَّبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابُنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ ﴿٤٥﴾
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلاَ تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ ﴿٤٦﴾
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلاَّ تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُن مِّنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٤٧﴾
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلاَ تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ ﴿٤٦﴾
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلاَّ تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُن مِّنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٤٧﴾
Sesungguhnya ikatan yang mengikat orang-orang dalam agama ini adlah ikatan yang khas yang menjadi keistimewaan agama ini, dan ia terkait dengan pandangan, misi, dimensi, dan tujuan yang hanya dimiliki manhaj rabbani yang mulia ini.
Ikatan agama ini (Islam) bukan ikatan datah, nasab, dan bukan ikatan tanah air dan bangsa, bukan ikatan kaum dan warga, bukan ikatan warna kulit, dan bahasa, bukan ikatan ras dan suku, juga bukan ikatan profesi dan status sosial. Sesungguhnya semua ikatan ini, tanpa terkecuali, kdang terjalin, lalu terputus hubungan antara individu-individunya, seperti yang difirmankan Allah Subhanahu wata'ala kepada hamba-Nya, Nuh alaihis salam kala ia berseru, "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku". Dia berfirman kepadanya :"Hai Nuh, sesungguhnya ia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), "Kemudian Dia menjelaskan mengapa putranya menjadi bukan putranya, "Sesungguhnya (perbuatannya perbuatan yang tidak baik. "Ikatan iman telah terputus antara kalin berdua wahai Nuh. "Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tiak mengetahui (hakikatnya). "Engkau mengiranya sebagai anakmu, tetapi prasangkamu ini keliru. Hakikat sebenarnya yang meyakinkah adalah ia bukan termasu keluargamu, meskipun ia adalah anakmu dari tulang sulbimu!
Ini adalah rambu jalan yang terang dan jelas, saat manusia dipersimpangan jalan, ia menjelaskan sudut agama ini terhadap rgam tali ikatan. Ia menjelaskan sudut-sudut pandang jahiliyah yang kejahiliyahan-kejahiliyahannya menjadikan ikatan, kadang dari darah dan nasab, kadang dari tanah air, kadang bangsa, kadang kaum, kadang dari warna kulit, dan kadang bahasa, kdadang dari ras dan suku, dan kadang dari profesi dan status sosial. Kadang dari kepentingan-kepentingan bersama, sejarah bersama, atau masa depan bersama, kesemuanya adalah konsep jahiliyah - baik yang bersatu maupun yang bercerai - yang bertentangan secara diametral dengan konsep Islam!
Manhaj Rabbani yang orisil - yang mengejawantah (nyata) dalam al-Qur'an dan dalam petunjuk-petunjuk Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam yang merupakan petunjuk ke sesuatu yang paling benar dan mendidik umat Islam dengan landasan utama dan rambu yang terang di persimpangan jalan ini.
Perumpamaan yang digunakan al-Qur'an dalam kisah Nuh alaihis sallam da anaknya - kisah yang sangat luar biasa yang mempunyai ikaktan emosional, tetapi Nuh alaihis sallam tetap dilarang oleh Allah Ta'ala, karena anaknya tetap menolak beriman. Kisah Nuh alaihis sallam dengan anaknya menerangkan beragam hubungan dan ikatan jahiliyah yang lainnya.
Tidak ada ikatan yang benar (haq) kecuali ikatan yang berdasarkan aqidah Islam. Sedang ikatan-ikatan dan hubungan lainnya, hanyalah paham jahiliyah. Kaum Muslimin harus meninggalkan semua ikatan dan hubungan yang bersifat jahiliyah itu. Wallahu'alam.