Oleh: Muhammad al-Malkawi
Dunia terus saja terjerumus dalam lubang pasar keuangan dan sistem saham. Bukan hanya dua kali tetapi berkali-kali. Kemarin, pasar keuangan Cina runtuh menghancurkan kekayaan jutaan orang, meskipun semuanya pada asalnya tidak nyata. Sebelumnya, pasar keuangan di amerika dan Eropa yang runtuh. Sebelumnya lagi pasar keuangan negara-negara ‘macan Asia’. Setiap kali kejadian, mereka mengatakan ini bencana terburuk. Hingga tiba keruntuhan berikutnya mereka mengatakan, akan tetapi ini bencana lebih buruk lagi!!
Orang yang menelaah pasar keuangan, khususnya pasar saham, akan menemukan bahwa rahasia keruntuhan berturut-turut itu terletak pada konstruksi dan sistemnya sejak sistem ini muncul. sistemsaham pada awalnya muncul sebagai jalan untuk menghimpun dana besar untuk mendanai proyek-proyek yang berskala besar. Dahulu sistem ekonomi di seluruh dunia, hingga kapitalisme sekalipun, menetapkan batasan-batasan terhadap tata cara pendirian korporasi, penghimpunan dana dan pembiayaan proyek-proyek. Adapun undang-undang yang disandarkan pada teori komitmen dalam jurisprudensi barat mewajibkan agar setiap kontrak yang dibuat baik investasi maupun partnership terdiri dari dua pihak, satu kreditur dan yang lain debitur dan diatur bahwa kreditur berkomitmen mendanai dan debitur berkomitmen memberikan jasa tertentu atau pembayaran utang.
Namun demikian, sejalan dengan perkembangan industri yang dimulai pada akhir abad ke-19 dan makin meningkat dari sisi ukuran dan jenisnya pada abad ke-20, serta diiringi dengan penjajahan dan pembukaan pasar besar di luar batas negara benua, menyebabkan munculnya keperluan pada pendanaan besar dari satu sisi dan di sisi lain memerlukan keikutsertaan sebanyak mungkin orang untuk berpartisipasi pada proyek-proyek ekonomi yang memiliki karakter imperialistik sehingga sebanyak mungkin orang mendapat manfaat dari penjajahan dan akibat-akibatnya. Bukannya membahas tentang tatacara untuk menyelesaikan masalah ini dan bersungguh-sungguh menyelesaikannya di dalam asas-asas sistem, orang-orang kapitalis justru sengaja keluar dari asas teori dan membuang kaedah-kaedah teori keterikatan. Maka permisalan mereka itu seperti permisalan orang arab pada masa jahiliyah: ketika mereka memerlukan makanan mereka memakan tuhan mereka yang mereka buat dari kurma!!